Padatnya jalur penerbangan serta pesatnya mobilitas manusia antar negara serta globalisasi perdagangan barang, tumbuhan dan hewan mengakibatkan terjadinya peningkatan secara drastis terhadap jalur perdagangan barang, tumbuhan dan hewan yang mempengaruhi perkembangan patogenitas dan vektor penyakit di seluruh dunia. Untuk menghadapi kondisi tersebut diperlukan kesiapsiagaan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, khususnya di lingkungan bandara.
Untuk melaksanakan tanggap darurat kesehatan yang adekuat, maka perlu disusun suatu Rencana Kontinjensi secara terintegrasi baik di wilayah Kabupaten Aceh Besar dan Banda Aceh, khususnya di Wilayah Kerja (Wilker) Pelabuhan Udara Bandara SIM. Hal ini penting karena upaya penanggulangan KKM-MD tidak dapat dipisahkan, namun harus dilakukan secara terintegrasi. Pada kondisi situasi kedaruratan benar-benar terjadi, diharapkan rencana kontinjensi yang sudah disusun dapat diaktivasi menjadi rencana operasi penanggulangan dengan penyesuaian-penyesuaian situasi di lapangan.
Dalam rangka penyusunan rencana kontijensi, maka KKP Kelas III Banda Aceh mengumpulkan seluruh stakeholder serta Lintas Program/Lintas Sektor (LP/LS) yang terkait seperti Pihak Maskapai Garuda Indonesia, Lion Air, Pihak PT. Angkasa Pura II, AVSEC serta pihak terkait lainnya untuk mensosialisasikan kegiatan rencana kontijensi di Hotel The Pade pada tanggal 21 November 2018